Salam bagi pengunjung blog ini!
Tulisan ini merupakan posting pertama, setelah blog https://abdulkarim.wordpress.com saya “make over”. Judul dari blog ini saya ubah, sebelumnya “Kareem Math and Multimedia Tutor” menjadi “Jelajah Matematika”. Meskipun area yang akan disentuh tetap sama, yaitu Matematika dan Multimedia, tetapi ada perubahan dalam orientasi. Sekarang saya akan fokus dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran matematika, meskipun demikian saya akan tetap meluangkan waktu dan tenaga untuk berbagi dengan guru-guru mata pelajaran lain berupa tutorial pembuatan MPI, pembuatan template dan lain-lain, jangan khawatir … 🙂
Mengapa judul blognya “Jelajah Matematika”?. Saya mengambil kata jelajah untuk padanan kata bahasa inggris, ‘explore’ yang bermakna menyelidiki, menjelajah, memeriksa, mengadakan penyelidikan atau mengedari [Google Translate], dan menurut http://www.merriam-webster.com/dictionary/explore
Dengan judul ‘Jelajah Matematika’, saya hendak menggambarkan, memberikan cara pandang dan mewacanakan kepada para pengunjung blog ini bahwa matematika adalah sebuah subyek yang luas, menarik dan menantang. Kata ‘Jelajah’ di sini, menyiratkan juga bahwa saya akan menggunakan teknologi dalam penyelidikan terhadap konsep-konsep matematika, agar kita terhindar dari ‘rutinitas’ menghitung yang sering membuat bosan murid-murid dalam pembelajaran matematika di kelas. Matematika tidak sama dengan ‘menghitung’, matematika adalah sebuah subyek pelajaran yang jauh lebih luas dari sekedar menghitung. Jadi pertanyaannya, mengapa guru dan murid selalu menghabiskan setiap pertemuannya dengan hanya sekedar hitung menghitung? … bahkan salah satu dosen saya di ITB dulu (Prof Bana Kartasasmita) pernah mengatakan “bahwa urusan menghitung adalah pekerjaan kuli”. Di blog ini juga (dengan segala daya upaya yang akan saya kerahkan) saya akan memberikan contoh-contoh penggunaan teknologi dalam pembelajaran matematika. Tegasnya saya ingin mempengaruhi dan mengarahkan pendidikan matematika di Indonesia untuk menggunakan Teknologi dalam pembelajaran. Kondisi dan situasi sudah jauh berubah. Saya ingin guru-guru matematika di Indonesia tidak ‘gagap teknologi’. Menurut hasil survey bank dunia dalam “Inside Indonesia’s Mathematics Classrooms”, Indonesia merupakan negara yang terendah dalam penggunaan teknologi (kalkulator) dalam pembelajaran matematika. (karena di ujian nasional tidak diperbolehkan?)
Apa rujukan saya untuk penggunaan teknologi dalam pembelajaran matematika? Saya hanya seorang guru matematika di SMP-SMA, saya bukan periset atau peneliti pendidikan matematika, tapi mengapa saya berani melawan arus pendidikan matematika di Indonesia pada umumnya?. Jawabannya yang pertama, intuisi saya (sebagai seorang pendidik yang gelisah terhadap perkembangan pendidikan matematika di Indonesia saat ini). Jujur saja saya mengatakan bahwa pendidikan matematika di Indonesia tidak jelas, kalau tidak mau dikatakan kacau balau, salah satu penyebab utamanya adalah Ujian Nasional Matematika (saya tidak akan membahas hal ini di sini). Matematika merupakan subyek yang sangat populer di dunia ini, dalam berbagai bidang keilmuan dan kehidupan, tetapi tidak di “sekolah” khususnya di Indonesia, semakin banyak anak-anak yang tidak suka dengan Matematika. Jawaban yang kedua, saya merujuk kepada standar yang ditetapkan oleh asosiasi guru matematika di Amerika Serikat (NCTM), karena Indonesia tidak mempunyai standar tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran matematika.
NCTM Position :
Technology is an essential tool for learning mathematics in the 21st century, and all schools must ensure that all their students have access to technology. Effective teachers maximize the potential of technology to develop students’ understanding, stimulate their interest, and increase their proficiency in mathematics. When technology is used strategically, it can provide access to mathematics for all students.
Calculators and other technological tools, such as computer algebra systems, interactive geometry software, applets, spreadsheets, and interactive presentation devices, are vital components of a high-quality mathematics education. With guidance from effective mathematics teachers, students at different levels can use these tools to support and extend mathematical reasoning and sense making, gain access to mathematical content and problem-solving contexts, and enhance computational fluency. In a well-articulated mathematics program, students can use these tools for computation, construction, and representation as they explore problems. The use of technology also contributes to mathematical reflection, problem identification, and decision making.
The use of technology cannot replace conceptual understanding, computational fluency, or problem-solving skills. In a balanced mathematics program, the strategic use of technology enhances mathematics teaching and learning. Teachers must be knowledgeable decision makers in determining when and how their students can use technology most effectively. All schools and mathematics programs should provide students and teachers with access to instructional technology, including appropriate calculators, computers with mathematical software, Internet connectivity, handheld data-collection devices, and sensing probes. Curricula and courses of study should incorporate instructional technology in learning outcomes, lesson plans, and assessments of students’ progress.
sumber : http://www.nctm.org/about/content.aspx?id=14233
Harapan saya, dengan “Jelajah Matematika”, saya bisa sedikit mewarnai pendidikan matematika di Indonesia. Mencerahkan dan membalikkan pandangan guru-guru matematika di Indonesia yang selama ini ‘anti Tekonologi’, (mudah-mudahan bukan karena ‘Gaptek’ … 🙂 Semoga blog ini dapat memberikan manfaat bagi guru-guru matematika khususnya dan komunitas pendidikan di Indonesia pada umumnya.
Selamat berbagi dan berkarya!
Selamat Berkarya pak…..
terima kasih Mas Abi …
Boleh dong gabung pak karim/..
silakan pak … blog ini terbuka sekali untuk saling berbagi
Bagus sekali artikelnya. Betul keterampilan matematika sekarang juga butuh teknologi. KAdang kita suka lelet karena orang kan gak peduli jalan nya bagaimana, yang penting persoalan yang kompleks bisa dihitung dengan cepat. Kalau jarang menggunakan teknologi dalam matematika (karena gak boleh). Disini kelas 4 sudah diperkenalkan spreadsheet (to use it properly) bukan sekedar masukin data. Nanti saya kirim link belajar spreadsheet disini, lucu dan fun juga 🙂 Kalkulator dibagikan gratis pada tiap anak di kelas 6. Tapi biasanya di kita sangat menyandarkan kemampuan memori sehingga kalkulator dianggap menumpulkan kemampuan komputasi anak.