TTS – ABDUL KARIM

Bermula sekedar iseng

Mulanya Arthur Wynne hanya membuat sebuah permainan iseng, yang kini umum dikenal sebagai Teka Teki Silang (TTS), tak disangka, keisengannya ini ternyata digemari orang hampir seluruh dunia. TTS mulai merebak tahun 1924 dan masuk ke Indonesia pada tahun 1970. Seorang peneliti pada tahun 1980-an menyebutkan 99 persen surat kabar harian membuat TTS, dan itu membuat jutaan orang keranjingan TTS. Tidak hanya surat kabar, juga majalah dan tabloid hingga sekarang ini. Bahkan muncul majalah yang hanya menerbitkan khsusus TTS saja.

Lucunya, suatu masa pernah ada laporan bahwa rakyat Amerika telah “diperbudak” oleh TTS. Betapa tidak, TTS membuat banyak karyawan di Amerika tenggelam keasyikan mengisi kolom-kolom TTS.

Tahun 1929, rubrik TTS dikelola secara serius oleh harian New York World di Amerika Serikat. Bahkan, harian itu merekrut seorang lulusan Smith College bernama Margaret Petherbridge sebagai korektor (solver) untuk setiap TTS yang akan dimuat.

Popularitas TTS berlanjut ketika bibi Dick Simon yang keranjingan TTS buatan New York World, bertanya kepada Simon, di mana dia bisa membeli sebuah buku yang berisi TTS.

Sang bibi tersebut bermaksud memberikan buku TTS tersebut sebagai hadiah untuk temannya. Dikarenakan saat itu tidak ada penerbit yang membuat buku semcam itu – Simon menggandeng Schuster, seraya meminta bantuan Margareth dan dua teman lainnya, Prosper Buranelli dan F. Gregory Hartswick – untuk membuat dan menerbitkan buku yang diinginkan bibinya. Mereka menyusun 50 TTS dalam sebuah buku, disertai pensil dan penghapus. Kemudian dijual seharga 1.35 dollar AS, pada saat itu buku TTS tersebut tergolong cukup mahal. Tetapi , hanya dalam waktu tiga bulan telah terjual 40.000 eksemplar! Dan dalam waktu hanya satu tahun telah terbit tiga jilid bukut TTS dengan total penjualan 400.000 eksemplar.

Dalam waktu singkat, kepopuleran TTS kemudian merambah ke benua Eropa. Di Perancis, muncul Mots croises, di Spanyol Crucigramas, di Portugal Palavras cruzadas, di Jerman Kreuzwortratsel, di Belanda Kruisswoord, di Finlandia Ristisana, di Swedia Krossord, di Rumania Cuvinte Incrusate, di Yugoslavia Krjz-Lica. Di Italia, dikenal sebagai Parole incrociate atau Cruciverba. Bentuk TTS pun terus beradaptasi dengan berbagai bentuk yang inovatif. Hal ini bisa dipahami, mengingat TTS pada dasarnya adalah permainan kata-kata.